Semalem sama sekali gag tidur >,<
Terpaksa deh OL tengah malem sekaligus ngintipin note temen2ku bt bahan bacaan. maklum bulan ini belum update bahan bacaan baru karena banyaknya pengeluaran dan naiknya harga sembako di pasaran.
Aku tertarik pada sebuah note temen SMP sekaligus teman SMA ku, Hepi Risenasari. Hmmm...kalo gag salah judulnya "Or a Friend yao can count forever.." menarik sekali bukan? sampai2 aku menunda postingan '
Nintendo 3DS Miliki fitur Web Browser dan Activity Log' yang aku janjiin beberapa hari yang lalu. Lagian referensinya juga belum nemu. Hhihi.. ^_^v
note'nya sendiri udah lumayan lama d posting di fb nya, tp menurutku apa salahnya klo q posting ulang d blog q :)
-pie ijin posting ulang yaaah-
-swry smalem ngorek2 fb'mu...Hehe-
by Hepi Risenasari on Friday, March 5, 2010 at 10:57am
Banyak orang yang bertanya2 tentang persahabatan mereka berdua...dua orang berbeda segala2nya...yang satu laki2 sederhana, tidak punya apa2 yang bisa dibanggakan. yang satu lagi adalah perempuan...punya segalanya.
Sudah jadi pengetahuan umum bahwa mereka berdua seperti panci dengan tutupnya, seperti sepatu dengan haknya, seperti handpone dengan baterenya..tidak bisa dipisahkan, selalu bersama, semenjak mereka masih belum mengenal apa itu cinta. hanya satu katan...teman.
bertahun mereka berteman tanpa ada beban...mereka telah tahu tentang sahabat mereka masing, tidak ada yang tersembunyi, semua..selalu mereka bagi.Sang lelaki tak pernah berhenti membuat perempuan tertawa saat sang perempuan yang memang dikenal cengeng menitikan air mata, si perempuan juga sangat pandai membuat sang lelaki terkagum2, saat sang perempuan selalu bercerita tentang seluruh negara yang ia kunjungi.
ada satu cerita yang selalu membuat sang perempuan tak berhenti tertawa tetapi suatu saat akan membuat sang perempuan merasa iri. jadi si lelaki adalah seorang yang hidup dengan sangat pas2an, semenjak kecil apabila ia ingin makan ayam, ibunya selalu membelikan bagian punggungnya saja, karena hanya itu yang mampu ibunya beli. Ia pun mulai beranjak besar tanpa tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung. Ia tidak tahu ada sayap, dada, atau paha. Punggung ayam menjadi satu2nya definisi yang si lelaki tahu tentang ayam.
Sang perempuan lalu mengajaknya kerumahnya yang luas, segala macam makanan tersedia disana, ia mulai memperkenalkan ayam dan bagian2nya...si lelaki mulai maluu...ia merasa rendah diri. sepertinya hal seperti ini saja ia tidak tau.
mereka pun mulai besar, si perempuan tumbuh menjadi seorang gadis cantik dan pintar, si lelaki juga tumbuh menjadi seorang yang beruntung bisa merasakan sekolah dengan kesederhanaanya.
Persahabatan mereka pun perlahan berubah menjadi perasaan yang terasa sangat aneh. Kadang si lelaki merasa cemburu kalau sahabatnya yang cantik didekati orangm ada saja allasan yang membuat si perempuan selalu gagal dalam menjalin hubungan, dan tentu saja alasan itu dibuat2 sang lelaki. lama sekali sang lelaki memendam perasaan itu, tapi ia kemudian sadar..betapa berbedanya mereka, sang lelaki merasa tidak mungkin dan sangat tidak pantas mendapatkan sang perempuan menjadi pendamping hidup..Perlahan2 ia meninggalkan sang perempuan secara hati, berat memang, tapi ia mulai mencoba. ia mencari pengganti sang perempuan, yang sejajar dan mampu ia raih.
Sang perempuan merasakan sang lelaki mulai menghindarinya, ia jadi gelisah, tidak ada lagi perhatian2 seperti biasanya, tidak ada lagi tempat teristimewa bagi dia, karena saat ini ada pendatang baru dalam babak persahabatan mereka. persahabatan mereka telah diuji. bukan perasaan sang perempuan telah diuji, ah lebih tepatnya perasaan mereka berdua sedang diuji. Sang perempuan mulai menuntut sang lelaki ada, dalam alam bawah sadarnya. Ia merasa sangat sakit bila mendengar betapa sang lelaki merasa senang bisa memulai hidup baru, apalagi saat melihat mereka jalan berdua, bergandengan tangan.seharusnyaa.....dia, sang perempuan yang menjadi objek yang selalu diceritakan sang lelaki, seharusnya...tangan sang perempuan yang ada di gandengan sang lelaki...kisah ini sangat berat membebani hati. sampai pada bagian sang perempuan telah jatuh cinta.
Sang perempuan lalu mengingat kisah ayam yang pernah ada diantara mereka. ia mulai sangat iri pada sang lelaki, yang dulu dengan bangganya ia menceritakan tentang kisah punggung ayam. setidaknya sang lelaki kecil hanya tahu, bahwa eksistensi ayam hanya sebatas punggung. Sedangkan ia, orang yang ia cintai hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup ia hayati bayanganya dan tak akan pernah ia miliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang hnaya sepintas ia dapat lihat lewat mata dan hilang lewat satu lkedipan mata. Seseorang yang hanya mampu ia kirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, dan hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan sebatas punggung, karena kalau sampai ia berbalik (dan ia memandangku dengan pandangan cintanya untuk sang pendatang baru) hanya akan menimbulkan siksa dan cinta.
Sang perempuan mulai meninggalkan sang lelaki, ia perlahan2 menghilang dengan cinta yang ia coba sembunyikan, dengan menahan rasa rindu yang sangat menyakitkan.
Sang lelaki pun sadar...mungkin belum terlambat baginya mengejar sang perempuan, tapi ia kini bukan ia yang dulu lagi, sebuah komitmen dengan perempuan sederhana yang ayu, dan menemaninya melupakan si sahabat telah dibuat, tidak mungkin ia mengingkari.
Lalu biarlah ia memiliki bayangan sang perempuan sebatas punggung saja...dan anggap saja eksistensi perempuan itu adalah hanya punggung, tanpa ada bagian lain, apalagi hati. Seperti ia mengenal eksistensi aya yang hanya sebatas punggung. Bagi dia mungkin ini sudah lebih dari cukup....
(Analogi Ayam ini, saya dapat dari penggalan cerita pendek yang berjudul "Hanya Isyarat" karangan Dewi Lestari, dalam buku recto verso)